Kamis, 11 November 2010

Optimalisasi proses Perkembangan anak guna membangun Sumber Daya Manusia yg lebih baik^^..

Optimalisasi proses Perkembangan anak guna membangun Sumber Daya Manusia yg lebih baik^^..

Posted by: najmulhayah on: Februari 9, 2010
Para ahli tumbuh kembang anak mengatakan bahwa periode 5 (lima) tahun pertama kehidupan anak sebagai “Masa Keemasan (golden period) atau Jendela Kesempatan (window opportunity), atau Masa Kritis (critical period)”.
Apakah artinya? Periode 5 (lima) tahun pertama kehidupan anak (masa balita) merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat pada otak manusia,  merupakan masa yang sangat peka bagi otak anak dalam menerima berbagai masukan dari lingkungan sekitarnya.
Walau proses belajar terus berlangsung selama usia manusia, namun delapan tahun pertama usia anak bisa mempengaruhi kehidupan anak secara permanen. Pada masa ini otak balita bersifat lebih plastis dibandingkan dengan otak orang dewasa dalam arti anak balita sangat terbuka dalam menerima berbagai macam pembelajaran dan pengkayaan baik yang bersifat positif maupun negatif.
Pada masa ini anak memiliki konsentrasi 100 persen dalam ingatannya saat menerima informasi. Felicia Irene M.Psi, psikolog perkembangan anak memaparkan, dalam rentang masa ini perkembangan fisik, motorik, dan berbahasa anak tumbuh pesat. Masa krusial ini dibagi menjadi dua, yaitu usia 0-3 tahun dinamakan batita (toddler) dan usia 3-6 tahun disebut masa prasekolah.
Sisi lain dari fenomena ini yang perlu mendapat perhatian, otak balita lebih peka terhadap asupan yang kurang mendukung pertumbuhan otaknya seperti asupan gizi yang tidak adekwat, kurang stimulasi dan kurang mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.

Oleh karena itu kesempatan ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk memberi masukan dan nilai-nilai yang postiif, menghindari masukan yang bersifat negatif dan sedapat mungkin memberikan asupan gizi yang adekuat, memberikan stimulasi yang baik dan benar, serta memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi anak.
Mengingat masa 5 tahun pertama merupakan masa yang  ‘relatif pendek’  dan tidak akan terulang kembali dalam kehidupan seorang anak, maka para orang tua dan pendidik harus memanfaatkan periode yang ‘singkat’ ini untuk membentuk anak menjadi bagian dari generasi penerus yang tangguh dan berkualitas.

Berdasarkan referensi yang saya dapat kebutuhan dasar seorang anak terdiri dari 3 faktor :
v     ASUH ( kebutuhan biomedis)
Menyangkut asupan gizi anak selama dalam kandungan dan  sesudahnya, kebutuhan akan tempat tinggal, pakaian yang layak dan aman , perawatan kesehatan dini berupa imunisasi dan deteksi dan intervensi dini akan timbulnya gejala penyakit.
v     ASIH ( kebutuhan emosianal)
Penting menimbulkan rasa aman (emotional security) dengan kontak fisik dan psikis sedini mungkin dengan ibu. Kebutuhan anak akan kasih sayang, diperhatikan dan dihargai, ,pengalaman baru, , pujian, tanggung jawab untuk kemandirian sangatlah penting untuk diberikan. Tidak mengutamakan hukuman dengan kemarahan , tetapi lebih banyak  memberikan contoh – contoh   penuh kasih sayang adalah salah satunya.
v     ASAH ( kebutuhan akan stimulasi mental dini)
Cikal bakal proses pembelajaran , pendidikan , dan pelatihan yang diberikan sedini  dan sesuai mungkin. Terutama pada usia 4 – 5 tahun pertama ( golden year) sehingga akan terwujud etika, kepribadian yang mantap, arif, dengan kecerdasan, kemandirian ,ketrampilan dan produktivitas yang baik.
Orang tua, pengasuh dan pendidik perlu mengetahui kebutuhan dasar anak dan melakukan pembinaan yang berkualitas dan komprehensif kepada anak melalui kegiatan yang disebut sebagai Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Anak.
Nomor satu tentunya pendidikan agama sejak dini, disamping itu untuk memacu tumbuh-kembang tubuh dan otaknya, mendeteksi, menghindari dan mengoreksi penyimpangan tumbuh-kembang anak, perlu dilakukan kegiatan SDIDTK yang meliputi:

  • Stimulasi yang memadai, yaitu merangsang otak balita agar perkembangan kemampuan gerak, bicara, bahasa, sosialisasi dan kemandirian anak berlangsung secara optimal sesuai usia anak.
  • Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan, yaitu melakukan skrining atau mendeteksi sejak dini terhadap kemungkinan adanya penyimpangan tumbuh kembang anak balita.
  • Intervensi dini, yaitu melakukan koreksi dengan memanfaatkan plastisitas otak anak untuk memperbaiki bila ada penyimpangan tumbuh kembang dengan tujuan agar pertumbuhan dan perkembangan anak kembali kejalur normal dan penyimpangannya tidak menjadi lebih berat.
  • Rujukan dini, yaitu merujuk/membawa anak ke fasilitas kesehatan bila masalah penyimpangan tumbuh kembang tidak dapat diatasi meskipun sudah dilakukan intervensi dini.

Untuk membentuk seorang anak menjadi manusia yang berkualitas maka anak usia 0-6 tahun perlu mendapatkan stimulasi rutin sedini mungkin dan terus-menerus pada setiap kesempatan.

Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh-kembang anak yang bahkan dapat menyebabkan gangguan yang menetap. Stimulasi perlu dilakukan menurut aturan yang benar seperti anjuran para ahli, stimulasi yang salah dapat menyebabkan pembentukan anak yang menyimpang.

Oleh karena itu stimulasi sebaiknya dilakukan oleh orang-orang terdekat dengan anak yang telah mendapat pengertian tentang cara memberi stimulasi yang benar, misal: ayah, ibu, pengasuh, anggota keluarga lain, petugas kesehatan dan kelompok masyarakat tertentu, misal kader kesehatan atau kader pendidikan.
Mengapa proses tumbuh kembang anak menjadi sangat penting untuk dipahami? karena pada dasarnya kualitas generasi penerus nanti dipengaruhi pula oleh kualitas tumbuh kembang anak saat ini. Seperti yang telah banyak kita ketahui, bahwa generasi penerus nantinya lah yang akan menjadi pengganti dari para pemimpin-pemimpin bangsa saat ini. Karena itu kita juga harus berusaha agar generasi penerus nanti merupakan generasi yang cerdas,terdidik dan tangguh.
Kualitas para pemuda, tidak bisa kita pungkiri, juga akan tercermin dari bagaimana pola asuh atau pola didik dia dari masa kanak-kanaknya. Semakin baik pola pengasuhannya, semakin terlatih perkembangan otaknya, maka ia akan menjadi seorang kader yang semakin berkualitas. Karena itulah masalah ini juga di anggap penting dalam rangka membangun peradaban yang lebih baik lagi.

Kembali kepada realita yang ada, saat ini proses perkembangan kecerdasan dan intelektual anak belum terbina dengan baik. Seperti kita ketahui bersama, bahwa madrasah yang paling baik buat seorang anak adalah Ibu. Sedangkan saat ini, di Indonesia khususnya, peran ibu dalam mengawasi perkembangan buah hatinya sudah semakin menurun.
Tuntutan ekonomi dan pekerjaan, pada akhirnya membuat seorang ibu terpaksa mengalihkan tugas menjaga dan memantau perkembangan anaknya pada seorang pembantu rumah tangga (PRT) atau baby sitter. Padahal pendidikan seorang pembantu atau baby sitter hanya sebatas SD atau SMP, mungkin ada beberapa juga yang lulus SMA.
Pengetahuan mereka tentang pola asuh yang baik dan pemantauan perkembangan anak yang baik pun bisa di bilang rendah. Bukan hanya PRT dan Baby sitter, mungkin sang ibu sendiri pun belum begitu memahami betul bagaimana cara yang tepat untuk mengoptimalkan perkembangan anak di masa golden periode tersebut.

Berdasarkan hasil penilitian yang dilakukan oleh Universitas Airlangga di dapatkan bahwa ternyata memang PRT tidak memiliki pemahaman yang baik tentang mengasuh anak.  Penelitian ini merupakan Penelitian deskriptif-analitik di1akukan secara cross sectional, selama 5 (lima) bulan, berlokasi di kompleks perumahan ITS, Sukolilo dan kompleks perumahan Pondok Benowo Indah. Benowo, Kota Surabaya.
Dari sana di dapat bahwa PRT memperoleh informasi tentang cara pengasuhan anak umumnya diperoleh dari majikan (ibu) dan tingkat pengetahuan dan keterampilan PRT tentang pengasuhan anak tergolong rendah.
Status gizi sebagian besar anak yang diasuh adalah normal, namun masih ditemukan adanya anak dengan status gizi lebih, sedang dan kurang. Perkembangan sebagian besar anak yang diasuh adalah normal tetapi masih djumpai adanya keterlambatan perkembangan pada sebagian anak yang di asuh.

Selain proses perkembangan yang belum di kawal dengan baik, permasalahan lain yang menyangkut proses perkembangan sang anak adalah masalah status gizinya. Di atas sudah dipaparkan pula bahwa status gizi pun sangat berpengaruh pada perkembangan kecerdasan seorang anak.  Dengan gizi yang baik dan terkecukupi maka anak akan tumbuh dan berkembang dengan optimal.
Permasalahannya, sekarang bisa kita lihat bahwa pemenuhan gizi anak belum terkecukupi secara baik. Bukan hanya saja permasalahan ekonomi yang mengakibatkan seorang anak tidak mendapatkan gizi yang cukup, tapi saat ini pemenuhan gizi bagi anak dengan keluarga yang berkecukupan pun belum tentu terpenuhi dengan baik.
Hal ini bisa kita lihat dari kenyataan susahnya membujuk anak memakan sayur-sayuran. Bahkan mungkin ada beberapa anak juga yang susah untuk memakan buah-buahan yang mengandung nutrisi yang baik.
Lebih parah lagi yang juga harus jadi sorotan adalah masalah jajanan yang biasanya terdapat di sekolah dasar- sekolah dasar. Tidak bisa dipungkiri bahwa jajanan tersebut merupakan jajanan dengan kualitas gizi yang sangat rendah. Bahkan ada juga yang malah bisa membuat si anak menjadi bodoh dalam perkembangan kecerdasannya.
Satu hal yang menginspirasi saya dalam menulis hal ini berawal dari keprihatinan saya terhadap anak-anak zaman sekarang. Terkait masalah 2 hal di atas dan yang juga menjadi sorotan buat saya adalah masalah perkembangan dunia entertaintment yang begitu pesat dan semakin tidak mendidik.
Ketika saya masih bisa mendengarkan lagu anak-anak saat kecil,tapi sekarang anak-anak kecil banyak sekali yang menyanyikan lagu orang dewasa. Banyak sekali godaan yang membuat anak-anak zaman sekarang cenderung bersifat manja, dan keinginan untuk belajarnya pun semakin menurun. Apalagi ketika di tinggal di rumah hanya dengan seorang pembantu, itu benar-benar akan sangat membuka celah buat anak-anak tersebut bermain sesuka hati mereka. Tanpa arahan dan bimbingan yang jelas. Hasilnya, optimalisasi perkembangan sang anak pun tidak akan berjalan dengan baik.
Karena itu, perlu pengawasan ekstra dari seorang ibu untuk bisa mengoptimalisasikan perkembangan anak-anaknya. Karena lahirnya para pemuda yang merupakan ujung tombak perubahan dan pergerakkan itu, terbentuk dari bagaimana cara ia di didik sejak kecil. Dan peran serta seorang ibu sangat besar untuk proses optimalisasi tersebut.. :)

Islam di ujung dunia

Alnor: Cahaya Islam di Puncak Bola Dunia PDF Cetak E-mail
Alnor: Cahaya Islam di Puncak Bola Dunia
Kota Tromsø merupakan kota terbesar di wilayah paling utara Norwegia. Kota ini terkenal sebagai salah satu kota pariwisata di Norwegia karena mempunyai beberapa daya tarik tersendiri untuk dikunjungi, khususnya karena letak geografisnya yang berada di Arctic Circle atau sekitar 2000 km dari kutub utara. Di musim dingin kota Tromsø merupakan salah satu lokasi terbaik untuk mengamati Aurora Borealis (Northern Light), sementara di puncak musim panas khususnya di bulan Juli, ia dibanjiri wisatawan mancanegara yang ingin menikmati indahnya Midnight Sun, saat matahari bersinar 24 jam sehari di wilayah ini.
Per 1 Januari 2009 tercatat penduduk kota Tromsø berjumlah 66.513 jiwa dan sekitar 800 orang dari jumlah tersebut adalah umat muslim. Dengan jumlah penduduk muslim yang terus bertambah, keberadaan masjid tidak hanya sebatas sebagai rumah ibadah, tapi juga pusat kegiatan dakwah keislaman di kota yang mayoritas penduduknya adalah umat kristiani ini. ”Alnor Senter” kiranya menjadi jawaban akan kebutuhan ini.

Alnor Senter memang tidak menggunakan kata “masjid” sebagai identitasnya. Namun demikian bangunan pusat kegiatan keislaman di kota Tromso ini sejatinya adalah sebuah masjid. Sejak tahun 2006 Tromsø Islamske Senter (Pusat Keislaman Tromsø) atau Masjid Al-Noor resmi berada dalam pengelolaan badan berbentuk yayasan dengan nama ”Alnor”.

Keistimewaan Alnor tidak hanya karena lokasinya yang berada di wilayah paling utara Norwegia. Yang lebih istimewa Alnor sangat aktif dalam dakwah, rutin mengadakan kajian keislaman dan kegiatan sosial untuk mendekatkan Islam dengan masyarakat setempat. Satu hal lagi yang membuat penulis takjub atas kekuasaan Allah adalah bahwa sebagian dari aktivis dan penggerak Alnor adalah para mualaf, yang baru kembali ke fitrah Islam beberapa tahun terakhir. Namun semangat dan jihad mereka sungguh membuat penulis salut.

Selama kunjungan dua hari di kota Tromsø di akhir bulan Juni lalu, alhamdulillah penulis dapat bersilaturrahim dengan para muslimah aktivis “Alnor Senter”. Pada kesempatan pertama, penulis diundang untuk hadir di forum kajian rutin yang diselenggarakan oleh para muslimah mualaf. Di forum yang penuh rasa kekeluargaan dan keakraban ini kami membahas tentang bahaya ghibah yang menjadi topik utama pada hari itu. Sebagai pengantar, tuan rumah (seorang ibu muda yang baru dua tahun menjadi muslimah) memberikan ulasan dan dalil-dalil tentang ghibah, lalu dilanjutkan dengan diskusi, diselingi contoh-contoh kasus yang ditemui sehari-hari dan bagaimana Islam menuntun muslimah untuk menghadapinya.

Sungguh diskusi yang menarik, apalagi dipandang dari pengalaman para mualaf yang di satu sisi berjuang menghidupkan Islam secara kaffah dalam keseharian mereka dan di sisi lain juga berhadapan dengan lingkungan masa lalu yang belum bisa seratus persen menerima perobahan tersebut.

Sore hari setelah pertemuan itu, dengan petunjuk peta penulis berjalan kaki dari hotel tempat penulis menginap menuju masjid yang juga berlokasi di pusat kota. Tak lebih sepuluh menit penulis telah berada di alamat yang dituju. Karena memang belum masuk waktu shalat Maghrib, pintu masuk masjid masih terkunci. Bukan hal yang ganjil bagi penulis bahwa di kota-kota Norwegia masjid tidak terbuka 24 jam, namun hanya pada jadwal tertentu, terutama saat waktu salat saja. Namun begitu di pintu masuk penulis melihat terpampang nama dan nomor telepon yang dapat dihubungi jika diperlukan.

Pusat kegiatan keislaman “Alnor Senter” bukanlah satu bangunan megah, bahkan minus kubah seperti lazimnya bangunan masjid. Dari luar bangunannya terlihat sangat sederhana, merupakan bagian dari satu kompleks bangunan yang diantaranya merupakan toko dan rumah tinggal. Letaknya pun tidak persis di pinggir jalan utama, namun masuk sedikit ke dalam gang, di area pusat kota Tromsø. Di dekat pintu masuk terpancang tiang yang menyangga lampu boks bertuliskan “Alnor Senter”. Rupanya pintu di bagian depan itu khusus untuk wanita. Dengan sebuah penunjuk arah, diinformasikan bahwa pintu masuk untuk laki-laki berada di bagian samping bangunan.

Hari kedua dan juga hari terakhir kunjungan penulis di Tromsø bertepatan dengan hari Jumat. Karena itu penulis mengambil kesempatan untuk dapat melakukan ibadah berjamaah di masjid. Rupanya sebelum shalat Jumat ada pula forum belajar bahasa Arab bagi muslimah yang dijadwalkan rutin setiap minggu. Shalat Jumat juga diikuti oleh banyak jemaah wanita. Subhanallah! Bagian dalam “Alnor Senter” rupanya cukup luas dan tertata rapi. Muslimin dan muslimah beraktifitas di ruang yang terpisah. Di dekat pintu masuk wanita, selain ada tempat berwudhu juga ada dapur yang bersih.

Ruang shalat wanita berada di area paling dalam. Di depannya ada satu ruang yang berfungsi sebagai ruang serbaguna, lengkap dengan kid’s corner yang ditata dengan selera khas anak-anak. Manfaat kid’s corner ini agar anak-anak yang belum mengerti ibadah dapat asyik bermain atau menggambar sementara orang tuanya beribadah. Meja, kursi dan papan tulis besar melengkapi fungsi ruang ini sebagai ruang belajar yang nyaman.

Meskipun terpisah ruang shalat muslimin dan muslimah dihubungkan dengan jendela kecil berhijab. Di sudut depan ruang shalat muslimah tergantung televisi layar datar, sehingga jemaah dapat melihat dan mendengar imam dengan jelas dengan bantuan pengeras suara. Al Quran dan buku-buku bacaan serta perlengkapan shalat juga tersedia dalam jumlah yang memadai. Seluruh lantai dilapisi karpet tebal yang bersih dan berwarna cerah. Sungguh masjid yang dirawat dan ditata dengan sangat baik.

Banyak kegiatan lain yang diangkat oleh “Alnor Senter”. Tidak hanya kajian keislaman dan belajar ilmu Al Quran, kelas keterampilan seperti kelas menjahit bagi muslimah juga dikelola secara gratis oleh relawan Alnor. Sebuah situs internet juga dibuat untuk mensosialisasikan tentang Alnor kepada publik. Tak kalah penting pendidikan Islam bagi anak juga menjadi agenda. Memang, tidak seperti kondisi di tanah air atau di negara-negara muslim pada umumnya, pendidikan keislaman bagi anak-anak adalah kebutuhan yang lebih primer di Norwegia ini, mengingat sehari-hari anak-anak muslim bersekolah di sekolah umum dengan lingkungan yang tidak Islami.

Kegiatan lain yang diorganisir muslimah Alnor dan menurut penulis sangat layak untuk dicontoh adalah suatu forum yang diberi nama Nettverkskafe (Network Cafe). Forum ini dirancang sebagai forum pertemuan dan diskusi terbuka bagi para wanita di kota Tromsø. Nettverkskafe tak hanya dibuka untuk muslimah, namun yang tak kalah penting adalah untuk kalangan non-muslim, agar semua dapat berinteraksi dan saling mengenal.

alam pertemuan yang diadakan sebulan sekali ini dihadirkan pembicara utama yang merupakan nara sumber ahli sesuai dengan topik yang diangkat. Dengan adanya forum ini diharapkan akan terjalin saling pengertian dan pengenalan masyarakat akan Islam, sehingga hubungan baik antara muslimah dan masyarakat luar dapat dibangun.

Pada bulan Juni lalu “Alnor Senter” berhasil mengangkat satu even besar dengan mendatangkan ulama asal Amerika: Syeikh Yusuf Estes ke daratan Skandinavia. Selama beberapa minggu Syeikh Yusuf Estes memberikan tausiyah-tausiyah keIslaman di kota-kota besar di Norwegia, Swedia dan beberapa negara lain di Eropa. Subhanallah, dengan izin Allah tak sedikit warga Norwegia yang melafazkan kalimat syahadat dalam forum dakwah ini.

Masih banyak ide dakwah yang terus di rancang oleh saudara-saudari kita, muslim dan muslimah di “Alnor Senter”. Ide-ide yang dijiwai semangat jihad fii sabiilillah dan berlomba-lomba dalam kebaikan demi menegakkan Islam. Semoga semangat yang sama juga hidup dalam jiwa setiap muslim dimana pun berada.

Sesuai namanya, semoga “Alnor Senter” menjadi cahaya yang bersinar semakin cemerlang di puncak bola dunia. Insya Allah!I (kiriman Yeni Mulia, Trondheim, Norwegia)
http://kaunee.com/administrator/index.php?option=com_content

SANGKA BAIK

Allah tak pernah menjanjikan hari-hari kita berlalu tanpa sakit,berhias tawa tanpa kesedihan,senang tanpa kesulitan.. Tetapi Allah menjanjikan kekuatan kepada kita,untuk dapat melewatnya, selama kita ber-husnuzan kepadaNya..